Headlines News :

Entertainment

Home » » MENULIS OPINI: SPESIAL ESAI DAN KOLOM (1)

MENULIS OPINI: SPESIAL ESAI DAN KOLOM (1)

Written By rumah karya on Jumat, 29 Oktober 2010 | 04.46

Di penerbitan buletin atau majalah, jarang ada tajuk rencana, yang isinya adalah opini yang mengatasnamakan penerbitan itu. Di beberapa penerbitan, pemimpin redaksi atau redaktur senior menulis opini khusus dengan byline. Misalnya, di Forum dulu ada Catatan Hukum. Itu tak bisa digolongkan opini, karena belum tentu mewakili isi majalah tersebut. Itu lebih tepat disebut kolom. Nah, di majalah TEMPO sekarang ini ada opini. Itu betul-betul opini yang sebenarnya, karena dibuat untuk mewakili kepentingan penerbitan. Dan tidak ada byline-nya (penulisnya).
Dalam dunia sastra, esai dimasukkan dalam kategori non-fiksi, untuk membedakannya dengan puisi, cerpen, novel dan drama yang dikategorikan sebagai fiksi.
Membuka halaman-halaman koran atau majalah, kita akan menemukan banyak esai atau opini. Tulisan-tulisan itu punya karakteristik sebagai berikut:

I. PENGANTAR

Di penerbitan buletin atau majalah, jarang ada tajuk rencana, yang isinya adalah opini yang mengatasnamakan penerbitan itu. Di beberapa penerbitan, pemimpin redaksi atau redaktur senior menulis opini khusus dengan byline. Misalnya, di Forum dulu ada Catatan Hukum. Itu tak bisa digolongkan opini, karena belum tentu mewakili isi majalah tersebut. Itu lebih tepat disebut kolom. Nah, di majalah TEMPO sekarang ini ada opini. Itu betul-betul opini yang sebenarnya, karena dibuat untuk mewakili kepentingan penerbitan. Dan tidak ada byline-nya (penulisnya).
Dalam dunia sastra, esai dimasukkan dalam kategori non-fiksi, untuk membedakannya dengan puisi, cerpen, novel dan drama yang dikategorikan sebagai fiksi.
Membuka halaman-halaman koran atau majalah, kita akan menemukan banyak esai atau opini. Tulisan-tulisan itu punya karakteristik sebagai berikut:
- OPINI: Mewakili opini si penulis tentang sesuatu hal atau peristiwa.
- SUBYEKTIFITAS: Memiliki lebih banyak unsur subyektifitas, bahkan jika tulisan itu dimaksudkan sebagai analisis maupun pengamatan yang “obyektif”.
- PERSUASIF: Memiliki lebih banyak unsur imbauan si penulis ketimbang sekadar paparan “apa adanya”. Dia dimaksudkan untuk mempengaruhi pembaca agar mengadopsi sikap dan pemikiran penulis, atau bahkan bertindak sesuai yang diharapkan penulis.
Meskipun banyak, sayang sekali tulisan-tulisan itu jarang dibaca. Dalam berbagai survai media, rubrik opini dan editorial (OP-ED) umumnya adalah rubrik yang paling sedikit pembacanya. Ada beberapa alasan:
- SERIUS dan PANJANG: Orang mengganggap tulisan rubrik opini terlampau serius dan berat. Para penulis sendiri juga sering terjebak pada pandangan keliru bahwa makin sulit tulisan dibaca (makin teknis, makin panjang dan makin banyak jargon, khususnya jargon bahasa Inggris) makin tinggi nilainya, bahkan makin bergengsi. Keliru! Tulisan seperti itu takkan dibaca orang banyak.
- KERING: Banyak tulisan dalam rubrik opini cenderung kering, tidak “berjiwa”, karena penulis lagi-lagi punya pandangan keliru bahwa tulisan analisis haruslah bersifat dingin: obyektif, berjarak, anti-humor dan tanpa bumbu.
- MENGGURUI: Banyak tulisan opini terlalu menggurui (berpidato, berceramah, berkhotbah), sepertinya penulis adalah dewa yang paling tahu.
- SEMPIT: Tema spesifik umumnya ditulis oleh penulis yang ahli dalam bidangnya (mungkin seorang doktor dalam bidang yang bersangkutan). Tapi, seberapa pun pintarnya, seringkali para penulis ahli ini terlalu asik dengan bidangnya, terlalu banyak menggunakan istilah teknis, sehingga tidak mampu menarik pembaca lebih luas untuk menikmatinya.
KRITERIA:
Jadi, apa itu opini dan kolom, sudah jelas. Opini adalah tulisan yang merupakan pendapat seseorang atau lembaga. Kolom dan surat pembaca termasuk opini. Pokoknya segala yang bukan berita disebut opini.
Dan opini ada dua: mewakili lembaga (disebut tajuk, pojok, opini --dalam pengertian rubrik), dan mewakili perorangan (disebut kolom). Kalau dibagi lagi, kolom bisa ditulis oleh orang luar maupun orang dalam, tajuk dan sebagainya itu adalah opini yang ditulis oleh orang dalam.

APA YANG DITULIS?
Baik opini maupun kolom, kedua-duanya adalah menyoroti sebuah berita aktual dengan memberi pendapat-pendapat, baik saran, solusi, kritik dan sebagainya. Kalau berita tentu tak bisa dicampuri dengan opini. Berita yang dicampur dengan opini menjadi rancu, dan mengaburkan nilai berita itu sendiri. Berita pun menjadi tidak obyektif lagi.
Karena itu sebuah tulisan yang ingin melengkapi berita itu dengan pendapat seseorang, dipesan kolom oleh sebuah penerbitan. Itu yang menyebabkan penulis kolom adalah tokoh-tokoh yang sudah dikenal dalam bidangnya. Apalagi untuk majalah. Kalau Anda belum terkenal tak bisa menulis kolom. Di koran-koran, karena terbitnya setiap hari dan membutuhkan banyak tulisan, masih bisa menerima tulisan kolom dari luar yang datang begitu saja tanpa dipesan. Tapi di majalah tidak, tulisan dipesan dan hanya orang tertentu saja yang bisa menulis.

BAGAIMANA ANDA MEMUNCULKAN OPINI?
Banyak orang mendefinisikan opini dengan sangat bebas. Segala prasangka, sentimen, tuduhan, dan segala jenis omongan yang seringkali tanpa dasar disebut sebagai sebuah opini. Namun opini yang ingin disampaikan dalam sebuah esai harus memenuhi definisi sebagai berikut.
Opini merupakan sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
Ujilah opini Anda dengan definisi di atas untuk menilai apakah Anda telah memiliki topik esai yang baik. Apakah opini tersebut didasari atas keyakinan mutlak? Pengetahuan sahih? Apakah Anda dapat membuktikan kebenarannya diatas semua keraguan yang beralasan? Jika ya, berarti itu bukan opini, itu adalah fakta -atau sebuah hasil observasi yang telah diterima secara luas sehingga menjadi sebuah fakta.
Fakta harus terlebih dulu diubah menjadi sebuah opini sebelum dimunculkan dalam sebuah esai. Misalnya, fakta menunjukkan bahwa jumlah penduduk negara kita tahun ini adalah sekian ratus juta, untuk mengubah fakta tersebut menjadi sebuah opini tugas Anda sekarang adalah menilainya. Anda bisa menilai bahwa budaya negara kita berubah karena pertambahan penduduk yang demikian cepat; atau perlunya perubahan kebijakan ekonomi yang dapat menjamin setiap warga bisa mencukupi kebutuhannya, dll. Dengan membuat sebuah penilaian/tanggapan, maka Anda telah mengubah fakta menjadi sebuah opini dan berarti telah memiliki topik esai yang baik.
Namun, tidak semua opini juga dapat menjadi topik sebuah esai. Jika ada pernyataan 'menjalin persahabatan penting bagi hubungan antar manusia', ini bisa disebut sebagai opini karena tidak dapat dibuktikan secara ilmiah atau statistik. Walau demikian, itu adalah opini yang lemah untuk dikemukakan dalam sebuah esai karena tidak merangsang timbulnya argumen lain. Dari segi praktis, itu adalah fakta. Untuk membuatnya menarik, Anda bisa mengubahnya menjadi opini yang lebih tajam seperti 'persahabatan adalah hal terpenting bagi manusia' misalnya. Tapi cara yang lebih efektif dalam menarik minat pembaca adalah dengan mengawalinya dengan berbagai pertanyaan menantang seperti: 'apakah persahabatan antar pria lebih awet daripada wanita?', 'bisakah persahabatan yang murni terjalin antara pria dan wanita? Orang tua dan anak?' dst.
Jika kita lihat pertanyaan-pertanyaan tersebut, pembaca mungkin bisa menjawabnya dengan jawaban ya atau tidak saja. Tapi bagaimana jika Anda ubah kata tanya tersebut dengan kata tanya yang lebih memerlukan penjelasan seperti 'mengapa', 'apakah' atau 'bagaimana'?
• Bagaimana orang tua dapat bersahabat dengan anak?
• Mengapa persahabatan antar pria lebih awet daripada wanita? (atau sebaliknya)
• Apakah persahabatan itu?
Makin banyak pertanyaan yang Anda ajukan pada diri Anda akan semakin baik. Setelah itu Anda akan dapat mengenali mana pertanyaan yang penting dan tidak, yang terlalu luas, terlalu sempit, dsb. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tak jarang Anda juga akan menemukan opini-opini yang sebelumnya belum pernah Anda sampaikan (dalam artian bahwa Anda tidak pernah benar-benar tahu apa yang sebenarnya Anda pikirkan). Teruslah melontarkan pertanyaan, ketika Anda menemukan satu opini pribadi yang sangat menarik berarti Anda telah memasuki wilayah seorang penulis esai.

APA YANG MEMBUAT SEBUAH OPINI MENARIK?
Jika diminta untuk memilih sebuah opini yang paling menarik, mungkin kita akan memilih berdasarkan minat kita karena kita selalu akan dapat menulis dengan baik tentang topik yang kita kuasai atau sukai atau yang dapat dengan gampang kita tuliskan. Namun, topik yang menarik sesungguhnya adalah yang 'bertentangan'! Jika jumlah orang yang tidak setuju dengan tulisan Anda cukup signifikan, maka bisa dipastikan pandangan Anda akan menarik perhatian. Pembaca tidak akan tertarik dengan sesuatu yang artinya memang sudah jelas dan tepat. Anda tentu boleh menuliskan hal seperti itu, namun siapa yang akan mengindahkannya?
Esai gagal jika tidak punya argumen. Setiap analisa akhir dari esai adalah argumen. Itu adalah opini penulis esai tentang satu topik yang berlawanan dengan opini orang lain. Kalimat 'A lebih baik (atau jelek) dari B' adalah kalimat yang jelas akan menimbulkan argumentasi. Namun Anda juga tak perlu harus menyatakan sejelas itu, saat Anda menyatakan bahwa 'Balap mobil mempromosikan keamanan berkendara', Anda berarti telah berargumentasi dengan pendapat banyak orang yang menganggap balap mobil hanya akan mengakibatkan kecelakaan.

MENGUJI PERTENTANGAN
Ketika Anda sedang membuat sebuah opini esai, usahakan agar Anda juga dapat menjawab setiap pertanyaan yang mungkin muncul dari opini yang bertentangan. Yang dimaksud dengan opini yang bertentangan tentu tidak selalu berarti berkebalikan. Jika Anda mengatakan: Animal Farm adalah novel terbaik sepanjang masa, tentu tak akan ada orang yang cukup sembrono menyatakan Animal Farm adalah novel terjelek sepanjang masa. Yang ada, kritik atas pernyataan Anda tersebut mungkin akan mengatakan novel itu terlalu pendek, penokohannya kurang tajam dsb. Jadi opini yang menentang tidak selalu adalah kebalikan dari milik Anda, namun yang jelas akan ada perbedaannya.
Mempertimbangkan secara seksama tentang kemungkinan pertanyaan ini mungkin juga akan membuat Anda berubah pikiran dan mengubah opini Anda. Bagus! Anda masih memiliki opini, walau mungkin telah berubah. Dan opini baru itu tentu akan lebih kuat dari sebelumnya. Atau meski opini awal Anda tetap yang paling kuat, dengan menguji berbagai kemungkinan pertentangan ini, Anda akan mendapat lebih banyak ide untuk mempertahankan pendapat Anda.
Meski demikian, opini tetap hanya sebuah pendapat pribadi seseorang tentang kebenaran. Anda tidak bisa mengharapkan opini esai Anda menjadi bukti ilmiah. Tujuan Anda adalah untuk meyakinkan, bukan membuktikan, dan kekuatan esai Anda diukur dari keberhasilannya meyakinkan pembaca. Setiap opini esai Anda pada akhirnya dapat diuji kekuatannya dengan dua pertanyaan:
1. Bisakah sebuah argumen yang valid dibuat untuk menentangnya?
2. Bisakah saya mempertahankan pendapat melawan argumen tersebut?
Jika keduanya Anda jawab "ya" berarti Anda sudah boleh lega dan yakin jika Anda telah berhasil membuat esai yang menarik.

PERCAYA PADA APA YANG ANDA KATAKAN
Topik sebuah esai memang haruslah berupa argumen. Namun argumen tersebut juga harus jujur dan cerdas. Anda memang boleh mengemukakan opini yang berlawanan dengan pendapat banyak orang, namun menyatakan sebuah opini berani hanya untuk menarik perhatian adalah tindakan yang konyol, lebih buruk lagi, itu adalah ketidakjujuran. Anda mungkin bisa berhenti melakukan tindakan konyol, namun ketidakjujuran tidak bisa diobati. Kejujuran adalah yang paling penting dalam menulis esai dan ketidakjujuran dalam esai akan segera tercium oleh pembaca. Jadi selalu percayalah pada yang Anda katakan, walau sekali lagi ini tak berarti bahwa Anda harus menolak semua pendapat yang menentangnya.

II. APAKAH ESAI ITU?
Sebuah esai bukanlah sekedar sebuah rekaman fakta-fakta atau hasil imajinasi murni. Tulisan yang Anda buat dalam pelajaran sejarah yang penuh dengan fakta-fakta yang dikumpulkan dari berbagai referensi mungkin nampak seperti sebuah esai. Namun sebenarnya bukan, tidak peduli seberapa cermat Anda menulis ulang semua fakta tersebut dalam kata-kata Anda sendiri. Esai juga bukanlah kejadian atau pengalaman yang Anda tuliskan di pelajaran bahasa, tak peduli berapa nyata, cerdas, menyentuh, berurutan, jelas, rinci dan lengkapnya tulisan Anda itu.
Anda mungkin telah membuat ratusan tulisan dalam bentuk seperti di atas, mengumpulkan semua berdasarkan 'tema'nya. Anda mungkin akan menyebutnya sebagai sebuah esai, tapi itu bukan. Jadi apakah esai itu? Esai adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya.
Dan esai akan lebih baik jika bisa menggabungkan fakta-fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tidak memberikan kepada salah satunya saja. Namun tujuannya selalu sama: mengekspresikan opini. Esai bisa berbeda menurut kualitas, jenis, panjang, gaya, dan subyek. Esai juga bisa berbentuk sederhana sampai yang sangat kompleks, namun di analisa akhirnya semua esai akan menunjukkan sebuah opini pribadi. Ini adalah perbedaan mendasar antara esai dengan tulisan bertema ekspositoris atau sebuah laporan. Sebuah esai tidak hanya sekedar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini pengarang di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut.
Tentu, Anda harus memiliki sebuah opini sebelum menuliskan sebuah esai. Namun Andapun harus memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan opini itu, bagaimana menyampaikannya, bagaimana mengungkapkan nilai yang dibawanya. Dan sebelum Anda mendapatkan opini Anda, harus ditentukan dulu subyek apa yang hendak Anda tanggapi karena sebuah opini tentu saja harus berhubungan dengan sebuah subyek tertentu.

SUBYEK ESAI
Apa yang harus ditulis? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tidak terbatas. Anda dapat menuliskan segala jenis topik; dari persahabatan, politik, sepatu, menjual lilin sampai esai tentang esai itu sendiri. Satu-satunya persyaratan yang harus dipenuhi adalah penulis harus cukup memahami tentang topik tersebut untuk dapat membentuk sebuah opini. Lalu apa batasan dari 'cukup memahami' itu? Jawaban untuk pertanyaan ini sebenarnya juga tidaklah sulit. Sebagai manusia, sama seperti yang lain kita pasti 'cukup memahami' dan akrab dengan banyak hal di sekitar kita; persahabatan, hubungan keluarga, pertumbuhan, makan, tidur, dan banyak lainnya. Semua itu tentu juga dapat dipakai sebagai bahan menulis sebuah esai.
'Pemahaman yang cukup' untuk menuliskan tema-tema spesifik, bagaimanapun juga memerlukan pengetahuan atau pemahaman akan disiplin ilmu tertentu. Kita mungkin bisa menulis sebuah esai mengenai topik seperti persahabatan tanpa perlu memberikan banyak fakta, namun untuk topik-topik seperti puritanisme atau sejenisnya tentu memerlukan informasi yang dapat diuji secara 'ilmiah'. Referensi sendiri bisa didapatkan dari banyak sumber, mulai dari buku sampai media internet. Menulis tentang bidang yang sesuai dengan minat kita juga akan sangat mempermudah dan mempercepat proses penulisan itu sendiri. Karenanya seorang yang mempunyai hobi dalam satu bidang tertentu juga dapat disebut sebagai seorang yang memiliki 'pemahaman yang cukup'. Bahkan sekalipun kita tidak menaruh minat yang begitu besar tentang satu bidang pembahasan, kita tetap dapat menulis sebuah esai yang baik asalkan Anda dapat mengumpulkan banyak fakta. Dengan membaca berbagai informasi yang bisa dipertanyakan, dibandingkan, atau yang dapat Anda nilai sendiri, pengetahuan tentang satu bidang baru juga akan Anda dapatkan secara cepat.
Oleh sebab itulah, menulis sebuah esai yang didasari oleh pengetahuan khusus cenderung lebih mudah daripada menulis esai tentang hal-hal atau pengalaman yang sudah sering ditemui di sekitar kita. Namun berbeda dengan kebiasaan yang sering terjadi dalam sebuah tulisan opini, seorang penulis esai hendaknya tidak boleh hanya berpegang pada 'perasaan bahwa ia benar' namun lebih ke 'pikiran bahwa saya benar'. Jadi, opini yang terdapat dalam sebuah esai juga harus berdasarkan pada apa yang Anda pikir dan bukan hanya pada apa yang Anda rasakan. Yang jelas, setiap esai harus memiliki opini, dan opini yang terbaik adalah didasari oleh pikiran dan perasaan.

APA SAJA YANG BISA DIJADIKAN TEMA ESAI?

Kebanyakan penulis pemula mengira hanya tema-tema sosial-politik yang bisa laku dijual di koran. Mereka juga keliru jika menganggap tema-tema seperti itu saja yang membuat penulis menjadi memiliki gengsi.
Semua hal, semua aspek kehidupan, bisa ditulis dalam bentuk esai yang populer dan diminati pembaca. “Beranda Kita”-nya Faisal Baraas menunjukkan bahwa tema kedokteran dan psikologi bisa disajikan untuk khalayak pembaca awam sekalipun.
Ada banyak penulis yang cenderung bersifat generalis, mereka menulis apa saja. Namun, segmentasi dalam media dan kehidupan masyarakat sekarang ini menuntut penulis-penulis spesialis. Semisal:
- Politik lokal (bersama maraknya otonomi daerah)
- Bisnis (industri, manajemen dan pemasaran)
- Keuangan (perbankan, asuransi, pajak, bursa saham, personal finance)
- Teknologi Informasi (internet, komputer, e-commerce)
- Media dan Telekomunikasi
- Seni-Budaya (film, TV, musik, VCD, pentas)
- Kimia dan Fisika Terapan
- Elektronika
- Otomotif
- Perilaku dan gaya hidup
- Keluarga dan parenting
- Psikologi dan kesehatan
- Arsitektur, interior, gardening
- Pertanian dan lingkungan
Pilihlah tema apa saja yang menjadi minat Anda dan kuasai serta ikuti perkembangannya dengan baik. Fokus, tapi jangan gunakan "kacamata kuda".

MENULIS ESAI SINGKAT
Praktek menulis berikut ini bertujuan menanamkan secara lebih mendalam cita rasa tata susunan (a sense of structure) dalam menulis karangan. Cita rasa ini membangun kepercayaan diri dalam menghadapi tugas atau pekerjaan menulis karangan apa pun. Dengan cita rasa ini, kita percaya akan dapat memberikan tatanan kepada gagasan-gagasan kita. Pada umumnya, orang suka dan ingin dapat mengarang untuk mengungkapkan dan menyampaikan gagasannya kepada orang lain supaya dipahami. Kalau mengarang sering dirasakan sebagai momok, mungkin dikarenakan belum tertanam dalam diri kita sense of structure itu. Kita berlatih membangun cita rasa ini dengan mengandaikan kita telah mengadakan penelitian, telah mengumpulkan data dengan metode pengamatan, wawancara, partisipasi, studi pustaka, atau metode yang lain, telah melihat bermacam-macam hubungan antara data itu (hubungan sebab akibat, hubungan syarat, hubungan cara, hubungan tujuan, hubungan keanggotaan, hubungan jenis, hubungan contoh, hubungan detail, dan hubungan unsur), dan telah mengkonsepsikan kerja atau kegiatan mengarang menurut dasar-dasar mengarang.
Setidaknya ada delapan langkah dalam praktek menulis esai singkat, yaitu sebagai berikut:
Pertama, tuliskanlah (rumuskanlah) sebuah pernyataan gagasan pokok, berupa satu kalimat lengkap. Gagasan pokok merupakan pandangan atau pendirian Anda tentang topik yang Anda pilih. Bila Anda mengarang sebuah esai, pembicaraan Anda hendaknya terarah kepada gagasan pokok itu. Tujuan mengarang ialah membeberkan gagasan pokok Anda tentang suatu hal.
Kedua, untuk mengarang esai yang Anda rencanakan itu, pikirkan dan rumuskanlah pikiran-pikiran utama yang mendukung dan membeberkan gagasan pokok Anda itu.
Ketiga, untuk mengembangkan dan menjelaskan tiap pikiran utama itu, temukanlah dan tuliskanlah evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguatnya.
Keempat, sekarang cobalah membangun sebuah paragraf dengan pikiran utama (a) dan pikiran-pikiran pengembangnya. Sebelumnya, hendaknya ditentukan modelnya: model P-D-K (Pendirian-Dukungan-Kesimpulan), model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian), atau model Inversi (model yang menempatkan gagasan pokok karangan pada akhir karangan). Selain itu, hendaknya diterapkan dan diurutkan unsur-unsurnya atau komponen- komponennya yang telah ditentukan takarannya. Unsur-unsur pembangunan paragraf adalah pembuka, pikiran utama, pikiran pendukung, pikiran penjelas, peralihan, kesimpulan. (Pikiran pengembang di sini dibedakan menjadi pikiran pendukung dan pikiran penjelas.) Sementara yang dimaksud dengan "takaran" ialah berapa jumlah pikiran pendukung dalam paragraf.
Kelima, bila tiap-tiap pikiran utama Anda sudah lengkap dengan pikiran-pikiran pengembangnya, bangunlah paragraf-paragraf berikutnya dengan berpola P-D-K atau pola yang lain. Namun, selalu ingatlah akan gagasan pokok yang hendak Anda tuju lewat esai ini.
Keenam, setelah paragraf-paragraf tubuh esai itu selesai dibangun, susunlah paragraf kesimpulannya.
Ketujuh, setelah Anda membangun paragraf-paragraf tubuh esai dan menyusun paragraf kesimpulannya, sekarang pikirkanlah sebuah paragraf pengantar untuk memperkenalkan topik atau masalah dan untuk menarik minat pembaca. Mungkin cerita kecil atau lukisan singkat atau kutipan akan berguna untuk tujuan itu. Dalam paragraf pengantar esai dengan model P-D-K atau P-S-P, dinyatakan juga gagasan pokok esai. Dalam paragraf pengantar esai dengan model inversi, hanya dibeberkan (diceritakan atau dilukiskan) di pembukaan saja.
Kedelapan, setelah memiliki paragraf-paragraf tubuh esai, paragraf kesimpulan, dan paragraf pengantar, sekarang Anda merevisi draf-draf itu dengan menambah atau mengurangi isinya, dengan cara mengubah atau membetulkan pemakaian/pemilihan kata, frase, dan kalimat. Kemudian, tulislah kembali esai Anda, dengan urutan paragraf pengantar, paragraf-paragraf tubuh esai, dan paragraf kesimpulan. (Lanjut)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Template Information

Label 6

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bilik Foto - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template